• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

AS dan Rusia Mendekati Titik Didih: Ancaman Perang Makin Nyata

img

Nuansapaginews.com Assalamualaikum semoga selalu dalam kasih sayang-Nya. Di Sesi Ini saya ingin membahas berbagai perspektif tentang News, Internasional. Informasi Lengkap Tentang News, Internasional AS dan Rusia Mendekati Titik Didih Ancaman Perang Makin Nyata Mari kita bahas tuntas artikel ini hingga bagian penutup.

Amerika Serikat (AS) dan Rusia kini berada di ambang konflik militer langsung. Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat, seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam wawancaranya dengan media Turki.

Wawancara tersebut dipublikasikan pada Jumat (1/11). Lavrov menyatakan bahwa AS dan Rusia berada di posisi kritis yang hampir membawa mereka pada konflik militer. Ia menyebut bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, yang menurutnya memunculkan sikap Russophobia (sentimen anti-Rusia) di AS, hubungan kedua negara semakin memanas.

"Di bawah presiden saat ini, negara kami berada di ambang konflik militer langsung," ujar Lavrov kepada harian Hurriyet, seperti yang dilaporkan oleh AFP dan Al Arabiya pada Sabtu (2/11/2024). Lavrov tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal ini.

Selain itu, Lavrov juga menegaskan bahwa penyelesaian konflik di Timur Tengah hanya mungkin tercapai dengan menghentikan kekerasan dan mendukung pembentukan negara Palestina yang merdeka. "Tidak akan ada pemenang dalam perang yang berlangsung saat ini," tambahnya.

Pilpres AS Tak Akan Banyak Pengaruh

Lavrov juga menyinggung bahwa Pilpres AS yang akan berlangsung minggu depan tidak akan membawa perubahan besar dalam hubungan Rusia-AS. Menurutnya, siapapun pemenang pilpres, kecenderungan anti-Rusia di AS tidak akan berubah.

"Kami tidak memiliki preferensi. Saat pemerintahan Trump berkuasa, mereka menerapkan sanksi anti-Rusia lebih banyak dibandingkan pemerintahan sebelumnya," kata Lavrov.

Ia menambahkan bahwa meskipun Donald Trump pernah menyatakan simpati terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, hubungan mereka tetap tidak akrab dan penuh dengan ambiguitas yang disengaja.

Pada pekan lalu, Putin menyampaikan bahwa hubungan Rusia dengan Washington akan bergantung pada sikap yang diambil setelah Pilpres AS. Putin juga menyambut baik pernyataan Trump tentang keinginannya untuk mengakhiri konflik di Ukraina sebagai langkah yang "tulus".

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap as dan rusia mendekati titik didih ancaman perang makin nyata dalam news, internasional ini hingga selesai Jangan lupa untuk terus belajar dan mengembangkan diri tingkatkan keterampilan dan jaga kebersihan diri. Mari sebar informasi ini ke orang-orang terdekatmu. silakan lihat artikel lain di bawah ini. Terima kasih.

© Copyright 2024 - NUANSAPAGINEWS.COM Sumber Terpercaya untuk Berita Terkini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.