• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Bongkar Praktik Mewah di Balik Jeruji Besi: Emirsyah Satar Rogoh Kocek Rp13 Juta untuk Ponsel di Rutan KPK

img

Nuansapaginews.com Assalamualaikum semoga kita selalu bersatu. Pada Artikel Ini mari kita telusuri News, Berita yang sedang hangat diperbincangkan. Tulisan Tentang News, Berita Bongkar Praktik Mewah di Balik Jeruji Besi Emirsyah Satar Rogoh Kocek Rp13 Juta untuk Ponsel di Rutan KPK Baca tuntas untuk mendapatkan gambaran sepenuhnya.

Pada Senin, 23 September 2024, mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, dihadirkan secara virtual dari Lapas Sukamiskin sebagai saksi dalam kasus dugaan pungutan liar di Rutan KPK. Dalam kesaksiannya, Emirsyah mengungkapkan bahwa dia merasa seolah dipaksa untuk menggunakan fasilitas ponsel yang disewakan dengan biaya mencapai Rp 13 juta.

Emirsyah memberikan kesaksian untuk terdakwa mantan Karutan KPK, Achmad Fauzi, serta 14 terdakwa lainnya. Dia mengaku harus memberikan setoran rutin setiap bulan. Ketika ditanya oleh jaksa, Emirsyah menegaskan, “Tiap bulan ada, saya berikan ada,” seraya menyebut bahwa setoran bulanan itu bisa mencapai Rp 3 juta.

Uang tersebut disetor secara tunai, bukan melalui transfer. Emirsyah menjelaskan bahwa ia tidak pernah meminta fasilitas ponsel, melainkan hanya berkomunikasi dengan anaknya melalui surat. Namun, ia akhirnya menerima tawaran ponsel dari petugas Rutan, meski merasa tidak sepenuhnya bebas dalam keputusan tersebut.

Emirsyah merasa bahwa tekanan dari petugas Rutan cukup signifikan. “Beberapa kali saya ditawarin akhirnya saya ambil juga, agak setengah dipaksa juga lah,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa jika menolak, ada konsekuensi seperti pembatasan waktu olahraga dan kunjungan keluarga.

Kesaksian Emirsyah menggambarkan situasi sulit yang dihadapinya di dalam rutan, di mana ia merasa terjebak dalam sistem yang memaksa narapidana untuk memenuhi berbagai tuntutan.

Begitulah bongkar praktik mewah di balik jeruji besi emirsyah satar rogoh kocek rp13 juta untuk ponsel di rutan kpk yang telah saya bahas secara lengkap dalam news, berita Mudah-mudahan Anda mendapatkan manfaat dari artikel ini tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Mari berikan manfaat dengan membagikan ini. Terima kasih

© Copyright 2024 - NUANSAPAGINEWS.COM Sumber Terpercaya untuk Berita Terkini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.