Dharma-Kun Bongkar Rahasia Baju Hitam: Mengapa 'Jakarta Ku Aman' Jadi Pilihan?

Nuansapaginews.com Selamat beraktivitas dan semoga sukses selalu. Sekarang saya ingin menjelaskan lebih dalam tentang News, Pilkada. Artikel Terkait News, Pilkada DharmaKun Bongkar Rahasia Baju Hitam Mengapa Jakarta Ku Aman Jadi Pilihan Mari kita bahas selengkapnya sampai selesai.

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta dengan nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, mengungkapkan alasan di balik pemilihan baju hitam bertuliskan 'Jakarta Aman' berwarna oranye. Menurut Dharma, pilihan warna tersebut mencerminkan pandangan masyarakat yang melihat mereka sebagai kuda hitam dalam kompetisi ini.

"Baju kami berwarna hitam, melambangkan kami sebagai kuda hitam. Ini bukan pernyataan kami, melainkan opini masyarakat," ujar Dharma saat memberikan pidato di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta, pada Senin, 23 September 2024.

Dia juga menyebut bahwa kelompok suporter Persija, Jakmania, diartikan sebagai 'Jakarta Ku Aman', yang menjadi slogan mereka dalam pemilihan gubernur kali ini. Dharma menyoroti kondisi Jakarta saat ini, yang dianggap memiliki sistem yang tidak adil bagi rakyat.

"Jakmania adalah Jakarta ku aman karena memiliki adab yang baik. Masalah kita saat ini berkaitan dengan adab; sistem yang buruk telah mempengaruhi perilaku masyarakat. Kami mendengar jeritan rakyat akibat sistem yang tidak beradab," tambah Dharma.

Dia juga mengajak pasangan calon lainnya untuk bersama-sama menjaga adab demi menjadikan Jakarta sebagai kota yang beradab, agar lokal dapat merambah ke global, bukan sebaliknya.

Sebelumnya, KPUD Jakarta menggelar pengundian nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilgub Jakarta 2024. Pramono Anung-Rano Karno mendapatkan nomor urut 3, Ridwan Kamil-Suswono nomor urut 1, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendapatkan nomor urut 2.

Pengundian tersebut berlangsung di kantor KPUD Jakarta, Jalan Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat, pada hari yang sama. Rapat pleno terbuka ini dipimpin oleh Ketua KPUD Jakarta, Wahyu Dinata, dan dihadiri oleh ketiga pasangan cagub dan cawagub, serta perwakilan partai politik dan lembaga terkait lainnya.