Ketua KPPS Jaktim Nekat Coblos Belasan Suara, Bawaslu Turun Tangan

Nuansapaginews.com Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Pada Kesempatan Ini saya ingin membahas News, Pilkada yang sedang trending. Informasi Terbaru Tentang News, Pilkada Ketua KPPS Jaktim Nekat Coblos Belasan Suara Bawaslu Turun Tangan Tetap ikuti artikel ini sampai bagian terakhir.

1.1. Bawaslu Jakarta Timur Telusuri Kasus Pencoblosan Surat Suara secara Ilegal

Bawaslu Jakarta Timur Telusuri Kasus Pencoblosan Surat Suara secara Ilegal

Bawaslu Kota Jakarta Timur tengah mendalami kasus dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berinisial RH. Kasus ini mencuat setelah beredarnya video yang memperlihatkan sejumlah surat suara telah dicoblos secara ilegal untuk pasangan calon tertentu.

Ketua KPPS RH dan seorang petugas pengamanan telah dipanggil dan dimintai keterangan terkait tindakan mereka. Keduanya mengakui telah melakukan pencoblosan secara spontan dengan tujuan meningkatkan angka partisipasi pemilih di TPS. Tindakan mereka ini dinilai sebagai pelanggaran serius dan telah berujung pada pemecatan oleh KPU Jakarta Timur.

Atas tindakan tersebut, KPU Jakarta Timur telah memberhentikan secara tetap kedua petugas yang terlibat. Keputusan ini diambil setelah dilakukan pemeriksaan dan ditemukan bukti-bukti yang cukup. Selain itu, Bawaslu juga telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan untuk menyelidiki lebih lanjut kasus ini.

Bawaslu Jakarta Timur menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas setiap bentuk pelanggaran pemilu. Kasus pencoblosan surat suara secara ilegal ini menjadi peringatan bagi seluruh penyelenggara pemilu untuk selalu menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas.

Kejadian ini terjadi di TPS 028, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Sebanyak 19 surat suara telah ditemukan tercoblos untuk pasangan calon nomor urut 3. Meskipun demikian, KPU Jakarta Timur memutuskan untuk tidak melakukan pemungutan suara ulang (PSU) karena jumlah surat suara yang dicoblos tidak signifikan.