• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Prabowo Dapat Tugas Berat: Menyelesaikan Tantangan Kelas Menengah Versi Thomas Djiwandono!

img

Nuansapaginews.com Hai semoga selalu dalam keadaan sehat. Di Kutipan Ini saya akan membahas manfaat CNBC Indonesia, News, Berita yang tidak boleh dilewatkan. Diskusi Seputar CNBC Indonesia, News, Berita Prabowo Dapat Tugas Berat Menyelesaikan Tantangan Kelas Menengah Versi Thomas Djiwandono Baca sampai selesai untuk pemahaman komprehensif.

    Table of Contents

Banten - Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono, menegaskan bahwa persoalan kelas menengah yang terancam jatuh ke golongan 'hampir miskin' sudah menjadi perhatian serius Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Menurutnya, tantangan ini akan menjadi pekerjaan rumah penting bagi pemerintahan yang baru.

"Saya kira ini akan menjadi PR besar untuk pemerintahan Pak Prabowo," ungkap Thomas dalam sebuah diskusi media yang berlangsung di Anyer, Serang, Banten, pada Kamis (26/7/2024).

Thomas menjelaskan, banyaknya kelas menengah yang terdampak secara negatif hingga jatuh ke golongan 'miskin' diakibatkan oleh efek pandemi jangka panjang. Ia menambahkan bahwa saat pandemi, banyak di antara kelas menengah yang kehilangan pekerjaan dan hingga kini belum sepenuhnya pulih.

"Saya ingin menegaskan bahwa masalah yang dihadapi kelas menengah ini tidak sepenuhnya terkait kebijakan yang kurang tepat. Kita harus melihat dari sudut pandang dampak pandemi," jelas Thomas.

Oleh karena itu, pemerintah mendatang akan mencari solusi jangka panjang untuk membangkitkan kembali kelas menengah yang tergerus. Badan Kebijakan Fiskal kini sedang mengkaji kebijakan yang tepat untuk memperkuat posisi kelas menengah di Indonesia.

"Bukan hanya mempertahankan, tetapi juga menyediakan ruang bagi kelas menengah untuk berkembang lebih pesat," tambahnya.

Sebelumnya, lembaga seperti Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan jumlah kelas menengah dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, tercatat ada 57,33 juta orang kelas menengah, atau sekitar 21,45% dari populasi Indonesia. Namun, pada 2024, jumlah tersebut menyusut menjadi 47,85 juta orang, atau sekitar 17,13% dari total populasi.

Artinya, sekitar 9,48 juta orang kelas menengah turun ke golongan di bawahnya. Di sisi lain, jumlah kelompok masyarakat yang masuk kategori rentan atau 'aspiring middle class' justru meningkat, dari 128,85 juta orang atau 48,20% pada 2019, menjadi 137,50 juta orang atau 49,22% pada 2024.

Peningkatan serupa juga terjadi pada kelompok rentan miskin. Pada 2019, kelompok ini berjumlah 54,97 juta orang atau 20,56% dari total penduduk. Namun, pada 2024, angkanya melonjak menjadi 67,69 juta orang atau 24,23% dari populasi Indonesia, menandakan bahwa banyak kelas menengah yang tergelincir ke kelompok ini.

Begitulah ringkasan menyeluruh tentang prabowo dapat tugas berat menyelesaikan tantangan kelas menengah versi thomas djiwandono dalam cnbc indonesia, news, berita yang saya berikan Saya harap Anda merasa tercerahkan setelah membaca artikel ini selalu berinovasi dan jaga keseimbangan hidup. Bantu sebarkan dengan membagikan ini. jangan lewatkan artikel lainnya yang mungkin Anda suka. Terima kasih.,

© Copyright 2024 - NUANSAPAGINEWS.COM Sumber Terpercaya untuk Berita Terkini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.