Prabowo Siapkan Perubahan Besar: Skema Subsidi BBM Segera Direformasi!

Nuansapaginews.com Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Sekarang aku mau berbagi cerita seputar CNBC Indonesia, News, Berita yang inspiratif. Catatan Artikel Tentang CNBC Indonesia, News, Berita Prabowo Siapkan Perubahan Besar Skema Subsidi BBM Segera Direformasi Dapatkan gambaran lengkap dengan membaca sampai habis.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada bulan Oktober 2024 mendatang, masa kepemimpinan Presiden RI Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, akan segera dimulai. Salah satu kebijakan yang dinilai memerlukan perbaikan adalah subsidi energi, termasuk subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan listrik.

Burhanuddin Abdullah, Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2003-2008, berpendapat bahwa subsidi energi seharusnya diberikan langsung dalam bentuk tunai (BLT) kepada masyarakat miskin. Menurutnya, saat ini masyarakat berpenghasilan rendah justru tidak merasakan manfaat langsung dari subsidi energi yang disalurkan pemerintah.

Burhanuddin menekankan pentingnya perbaikan data penerima bantuan, sehingga bantuan tunai bisa langsung diberikan kepada masyarakat miskin yang berhak, bukan berdasarkan komoditas yang mereka konsumsi. Hal ini disampaikannya dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025, pada Kamis (25/9/2024).

Selama ini, subsidi yang disediakan oleh pemerintah bertujuan agar masyarakat dengan ekonomi terbatas bisa membeli BBM, LPG, dan membayar listrik. Namun, Burhanuddin menilai kebijakan tersebut belum sepenuhnya tepat sasaran. Ia mencontohkan, pada tahun lalu pemerintah mengalokasikan Rp 540 triliun untuk subsidi energi, namun manfaat yang diterima oleh masyarakat kelas ekonomi bawah masih terbatas.

Dalam kunjungannya ke Solo, Burhanuddin menemukan bahwa pelanggan PLN dari kalangan ekonomi bawah hanya mampu membayar Rp 30 ribu per bulan untuk listrik, yang hanya cukup untuk menyalakan satu lampu di rumah mereka.

Selain itu, masyarakat miskin juga tidak sepenuhnya menikmati subsidi BBM dan LPG. Mereka tidak memiliki kendaraan untuk memanfaatkan BBM subsidi, dan penggunaan LPG subsidi hanya cukup untuk waktu singkat.

Burhanuddin menekankan bahwa subsidi energi seharusnya dialihkan ke program yang lebih produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan mengurangi subsidi dan mengalihkannya ke hal-hal yang produktif, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa meningkat secara signifikan.