Runtuhnya Kelas Menengah: Mal Sepi, Barang Murah Jadi Primadona! Apa Penyebabnya?
Nuansapaginews.com Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Disini aku mau berbagi tips mengenai CNBC Indonesia, News, Berita yang bermanfaat. Ringkasan Artikel Mengenai CNBC Indonesia, News, Berita Runtuhnya Kelas Menengah Mal Sepi Barang Murah Jadi Primadona Apa Penyebabnya Pastikan Anda membaca hingga bagian penutup.
Table of Contents
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat yang tergolong dalam perekonomian kelas menengah terlihat semakin enggan untuk menghabiskan uang di pusat perbelanjaan. Penurunan kunjungan ke mal-mal di Indonesia menunjukkan bahwa ada lebih dari sekadar masalah daya beli yang mempengaruhi perilaku belanja mereka.
Budihardjo Iduansjah, Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), menyatakan bahwa penurunan kunjungan lebih terlihat di mal-mal yang menyasar segmen kelas menengah, sementara mal mewah tetap stabil. Ia mencatat, "Di Jakarta, selama hari kerja, orang cenderung malas ke mal karena adanya aturan ganjil genap. Banyak orang kelas menengah hanya memiliki satu mobil, sehingga mereka kesulitan untuk pergi berbelanja." Ia menambahkan, "Di Grand Indonesia, misalnya, suasana ramai hanya terlihat saat akhir pekan."
Budihardjo juga memperingatkan bahwa jika keadaan ini berlanjut, dampaknya akan dirasakan oleh toko-toko di mal, yang pada gilirannya akan mempengaruhi ekonomi Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan. "Peraturan yang ada perlu dievaluasi apakah memang mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Alphonzus Widjaja, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), memprediksi bahwa pertumbuhan industri ritel modern dan mal hanya akan mencatatkan angka satu digit tahun ini. Penurunan daya beli masyarakat kelas menengah bawah, terutama setelah Idulfitri 2024, turut berkontribusi pada perubahan pola belanja. "Saat ini, masyarakat cenderung membeli barang dengan harga yang lebih murah," katanya.
Alphonzus juga menekankan bahwa semakin banyak barang impor ilegal yang muncul, diakibatkan oleh harga yang jauh lebih rendah karena tidak adanya pungutan dan pajak. Daya beli masyarakat di luar pulau Jawa, menurutnya, lebih stabil dibandingkan di pulau Jawa. Ia memprediksi bahwa tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun, dengan harapan adanya perbaikan di tahun 2025 mendatang, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif dari pemerintah.
Itulah pembahasan tuntas mengenai runtuhnya kelas menengah mal sepi barang murah jadi primadona apa penyebabnya dalam cnbc indonesia, news, berita yang saya berikan Siapa tau ini jadi manfaat untuk kalian cari inspirasi dari alam dan jaga keseimbangan hidup. silakan share ke temanmu. Sampai bertemu lagi di artikel menarik lainnya. Terima kasih.