UI Tegaskan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Sesuai Aturan, Bukan yang Tercepat!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4816223/original/061226300_1714375808-WhatsApp_Image_2024-04-29_at_13.24.13__1_.jpeg)
Nuansapaginews.com Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Detik Ini aku ingin membagikan informasi penting tentang News, Peristiwa. Ringkasan Informasi Seputar News, Peristiwa UI Tegaskan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Sesuai Aturan Bukan yang Tercepat Ikuti selalu pembahasannya sampai bagian akhir.
Table of Contents
Jakarta - Universitas Indonesia (UI) menegaskan bahwa proses pencapaian gelar doktoral oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG). Bahlil tidak mencetak rekor tercepat dalam meraih gelar doktor, karena masa studinya berlangsung selama empat semester.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia, menyatakan bahwa rekor tercepat dalam program doktoral dipegang oleh Sugeng Purwanto, yang berhasil meraih gelar doktor di bidang ekonomi makro dalam waktu 13 bulan 26 hari. “Sugeng Purwanto mendapatkan predikat cumlaude dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai peraih doktor tercepat,” ungkap Amelita dalam keterangannya yang diterbitkan pada Minggu (20/10/2024).
Bahlil memperoleh gelar doktornya dalam waktu 20 bulan, sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 16 Tahun 2016 mengenai Penyelenggaraan Program Doktor di UI, yang mengatur bahwa Program Doktor dapat diselesaikan dalam jangka waktu 4 semester, dengan batas maksimum 10 semester. “Dengan demikian, masa studi Bahlil telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.
Alumnus program Doktor by research SKSG UI, Raden Edi Soewandono, menambahkan bahwa regulasi tersebut menjadi landasan hukum bagi mahasiswa untuk menyelesaikan studi dalam waktu 4 semester. Edi juga menjelaskan bahwa SKSG UI menerapkan pendekatan lintas disipliner yang menawarkan solusi bagi tantangan kompleks dan dinamis di era modern.
Pendekatan lintas disipliner ini sudah banyak diterapkan di negara-negara maju, meskipun masih jarang ditemui di Indonesia. Sistem pendidikan di tanah air cenderung mempertahankan fokus pada satu disiplin ilmu, sementara masalah global seperti perang proxy, pandemi, dan keamanan siber memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif.
“Inilah yang menjadi keunggulan Program Doktor Kajian Stratejik dan Global di UI,” kata Edi.
Menyusul isu dugaan plagiarisme dalam disertasi Bahlil, Ketua Dewan Guru Besar UI, Harkristuti Harkriswono, memastikan bahwa disertasi tersebut tidak mengandung unsur plagiarisme. Moh Handi Khalifah, alumnus Magister SKSG UI, menambahkan bahwa setiap publikasi ilmiah di lingkungan akademik SKSG UI telah melewati pemeriksaan ketat.
Pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan Aplikasi Turnitin, yang berfungsi untuk mengukur validitas dan reliabilitas hasil penelitian. SKSG UI menetapkan standar plagiarisme di bawah 10 persen, sehingga kebijakan ini menunjukkan komitmen tinggi dalam pencegahan plagiarisme.
“Seluruh mahasiswa, tanpa terkecuali, harus mematuhi aturan ini demi menyelesaikan pendidikan yang ditempuh,” ujar Handi.
Begitulah ui tegaskan gelar doktor bahlil lahadalia sesuai aturan bukan yang tercepat yang telah saya bahas secara lengkap dalam news, peristiwa Silakan eksplorasi topik ini lebih jauh lagi berpikir maju dan jaga kesejahteraan diri. Jangan segan untuk membagikan kepada orang lain. lihat artikel lainnya di bawah ini.